Penasaran Asal Kata Konoha dan Wakanda? Katanya  Mirip Desa di Daerah Ini, di Mana Ya?

dok net

JAKARTA (SURYA24.COM)- Anime "Naruto" adalah salah satu karya seni Jepang yang telah memikat jutaan hati di seluruh dunia. Diciptakan oleh Masashi Kishimoto, anime ini mengisahkan perjalanan seorang ninja muda yang bernama Naruto Uzumaki. Dengan campuran petualangan, pertempuran, dan pembelajaran moral, Naruto telah memenangkan hati para penggemar dengan cerita yang penuh inspirasi dan karakter yang kuat.

Cerita "Naruto" berlatar di sebuah dunia ninja yang fiktif, di desa bernama Konoha. Naruto Uzumaki, protagonis cerita ini, adalah seorang ninja yang bermimpi menjadi Hokage, pemimpin tertinggi desa. Namun, Naruto memiliki masa lalu yang penuh kekesalan karena ia diabaikan oleh desanya sebagai anak yatim piatu dan memiliki monster rubah ekor sembilan yang ditaruh dalam dirinya.

Selama perjalanan hidupnya, Naruto menghadapi banyak cobaan dan rintangan. Ia berteman dengan Sasuke Uchiha dan Sakura Haruno, membentuk tim bernama Tim 7 yang dipimpin oleh guru mereka, Kakashi Hatake. Mereka mengalami berbagai macam petualangan dan pertempuran, sambil belajar tentang persahabatan, kepercayaan diri, dan pengorbanan.

Mirip Lembah Harau

Seperti diketahui warganet di media sosial TikTok dan Instagram belum lama ini ramai membagikan mengenai video terkait lokasi atau daerah yang disebutkan mirip dengan Desa Konoha dalam anime Naruto. Sebagai informasi, Desa Konoha di anime Naruto digambarkan sebagai sebuah desa yang dikelilingi bukit tinggi dan di salah satu sisi bukitnya terdapat beberapa ukiran wajah tokoh pemimpin desa. 

Dalam berbagai unggahan yang beredar, daerah dengan perbukitan tinggi mirip di Desa Konoha tersebut disebutkan berada di Lembah Harau, Sumatera Barat. Unggahan warganet yang membahas mengenai Lembah Harau yang disebut mirip dengan perbukitan di desa Konoha ini salah satunya diunggah oleh akun TikTok @palyanrizali   Senin (3/9/2023). 

Dalam video tersebut terlihat adanya suatu daerah dengan bentangan persawahan hijau dikelilingi bukit-bukit tinggi yang seolah membentengi desa. Lantas, sebenarnya di mana Lembah Harau itu? 

Saat dikonfirmasi, pemilik akun @palyanrizali membenarkan bahwa video tersebut merupakan video yang menunjukkan keindahan kawasan Lembah Harau, Kabupaten Limapuluh Koto, Sumatera Barat. 

"Iya, video aku ambil di Lembah Harau," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (29/9/2023). 

Video tersebut menurutnya diambil pada 23 Desember 2022 dan masih banyak video terkait Lembau Harau yang belum diunggahnya di media sosial.

 "Masih banyak lagi video yang belum aku upload," ungkapnya. 

Sementara itu, dikutip dari Kompas.com (10/7/2014) Lembah Harau adalah lembah subur yang terletak di Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Lembah Harau beada sekitar 138 km dari Padang dan sekitar 47 km dari Bukittinggi, atau sekitar 18 km dari Kota Payakumbuh dan 2 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Lima Puluh Kota. 

Lembah Harau dikelilingi batuan terjal dengan ketinggian 100-500 meter. Adapun beberapa perbukitan yang mengelilingi Lembah Harau di antaranya adalah Bukit Air Putih, Bukit Jambu, Bukit Singkarak, dan Bukit Tarantang. Di Lembah Harau juga banyak sekali tempat wisata mulai dari air terjun, kolam renang, hingga tempat wisata kekinian. 

Dari Kota Bukittinggi hanya perlu waktu 1,5 jam saja ketika memakai transportasi darat ke Lembah Harau. Pengunjung bisa mengambil arah ke Kota Payakumbuh untuk sampai ke Lembah Harau. 

Aasl-usul Lembah Harau

Masih dari Kompas.com (30/1/2022) nama Lembah Harau, diyakini berasal dari kata "parau" yang artinya suara serak. Konon, penduduk lokal yang tinggal di Bukit Jambu sering menghadapi banjir dan longsor yang menimbulkan kegaduhan dan kepanikan. Setiap banjir dan longsor terjadi, penduduk akan berteriak histeris sehingga menimbulkan suara parau. Oleh karena itu, daerah ini kemudian dikenal dengan “orau”. Pada perkembangan berikutnya, daerah itu berubah nama menjadi “arau”, dan sekarang lebih dikenal dengan “Harau”.

Secara geologi kawasan Lembah Harau dulunya diyakini sebagai sebuah lautan dibuktikan dengan banyaknya endapan yang ditemukan. Selain itu, batuan yang ada di perbukitan Lembah Harau merupakan batuan breksi dan batuan konglomerat (batuan berbentuk fragmen yang terbentuk dari proses sedimentasi). 

Kedua batuan tersebut merupakan jenis batuan yang umum ditemukan di dasar lautan. Legenda masyarakat setempat juga menceritakan bahwa kawasan ini dulunya adalah laut. Julukan Lembah Harau Lembah Harau juga kerap dijuluki dengan nama Lembah Yosemite karena mengingatkan keindahan Taman Nasional Yosemite di Sierra Nevada California. 

Lembah Harau merupakan cagar alam dengan luas 669 hektare. Salah satu air terjun terkenal di Lembah Harau bernama Bunta Waterfall atau yang dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan Sarasah Bunta. Air terjun ini pertama kali dibuka pada 14 Agustus 1926 oleh Asisten Residen Lima Puluh Kota, F. Rinner bersama Tuanku Laras Datuk Kuning Nan Hitam dan Asisten Demang Datuk Kodoh Nan Hitam. 

Asal Usul Istilah "Wakanda": Mitos dan Realitas

Bagi warganet di tanah air "Wakanda" adalah istilah yang mungkin sudah sangat akrab bagi banyak orang diduga untuk menyebut Indonesia yang ditengarai sebagai salah satu cara menghindari jerat hukum saat melakukan kritik dan sebagainya di media sosial.

 Sementara bagi para penggemar film dan komik. Istilah ini pertama kali muncul dalam budaya populer melalui dunia fiksi, khususnya dalam konteks cerita superhero Marvel.

 Namun, apa sebenarnya asal usul istilah "Wakanda"? Apakah istilah ini mempunyai akar budaya yang lebih dalam atau murni merupakan produk imajinasi?

Wakanda pertama kali diperkenalkan dalam komik Marvel sebagai kerajaan fiksi yang terletak di Afrika. Negara ini dikenal sebagai salah satu negara paling maju di dunia dalam bidang teknologi, sumber daya alam, dan budaya. Wakanda juga merupakan tempat asal Black Panther, salah satu superhero ikonik dalam dunia Marvel. Karya-karya komik yang pertama kali memperkenalkan Wakanda adalah "Fantastic Four" #52 pada tahun 1966 oleh penulis Stan Lee dan artis Jack Kirby.

Dalam cerita Marvel, Wakanda terkenal karena memiliki sumber daya vibranium yang sangat langka dan kuat. Vibranium adalah mineral fiksi yang memberikan kekuatan kepada Black Panther dan menjadi bahan utama untuk membuat benda-benda canggih seperti perisai Captain America.

Mitos dan Realitas

Meskipun Wakanda adalah penciptaan fiksi dalam dunia komik, nama dan beberapa elemen cerita di dalamnya merujuk pada budaya Afrika yang nyata. Nama "Wakanda" mungkin terinspirasi dari bahasa dan budaya Afrika. Beberapa teori mengaitkannya dengan kata-kata dalam bahasa Bantu atau bahasa suku-suku Afrika yang memiliki arti yang mendalam.

Namun, penting untuk diingat bahwa Wakanda sebagai negara dan budaya yang digambarkan dalam komik Marvel adalah cerita fiksi yang diciptakan untuk tujuan hiburan. Hal ini tidak merepresentasikan budaya Afrika yang nyata. Ironisnya, ada banyak diskusi tentang apakah representasi Wakanda di dalam Marvel mengklaim budaya Afrika atau hanya menggambarkan citra stereotip tentang benua tersebut.

Pengaruh Luas

Setelah muncul dalam komik, Wakanda menjadi lebih terkenal ketika muncul dalam film-film Marvel Cinematic Universe (MCU). Film "Black Panther" yang dirilis pada tahun 2018 menggambarkan Wakanda dengan megah dan sukses besar, meraih banyak penghargaan dan mendapatkan tempat khusus dalam sejarah film superhero.

Selain dalam film dan komik, istilah "Wakanda" juga telah digunakan dalam budaya populer di luar dunia Marvel. Misalnya, istilah ini sering digunakan dalam bahasa sehari-hari untuk merujuk kepada sesuatu yang mewah, maju, atau tersembunyi seperti teknologi Wakanda dalam cerita.

Dapat disimpulkan asal usul istilah "Wakanda" adalah produk dari budaya populer, terutama dalam dunia komik Marvel. Meskipun nama ini mungkin memiliki akar dalam budaya Afrika yang nyata, Wakanda sebagai negara dalam cerita Marvel adalah penciptaan fiksi. Namun, pengaruhnya yang luas dalam budaya populer telah membuat istilah ini menjadi bagian penting dalam bahasa dan imajinasi kolektif kita, membuktikan kekuatan cerita untuk menciptakan mitos modern yang menghibur dan merangsang pemikiran.***